Pengendalian Pendarahan Saat Cedera di tentunkan Berdasarkan letak keluarnya darah, pendarahan dibagi menjadi 2 macam, yaitu pendarahan terbuka dan pendarahan tertutup. Diman masing-masing memiliki cara proses pengendalian.
- Pengendalian Pendarahan Saat Cedera Pada Pendarahan terbuka, darah keluar dari dalam tubuh. Tekanan dan warna darah pada saat keluar tergantung dari jenis pembuluh darah yang rusak. Jika yang rusak adalah pembuluh arteri (pembuluh nadi), maka darah memancar dan berwarna merah terang. Jika yang rusak adalah pembuluh vena (pembuluh balik), maka darah mengalir dan berwarna merah tua. Jika yang rusak adalah pembuluh kapiler (pembuluh rambut), maka darah merembes seperti titik embun dan berwarna merah terang.
- Pengendalian Pendarahan Saat Cedera Pada pendarahan tertutup, darah keluar dari pembuluh darah dan mengisi daerah di sekitarnya, terutama dalam jaringan otot. Pendarahan ini dapat diidentifikasi dengan adanya memar pada korban .Bentuk lain dari pendarahan tertutup adalah pendarahan dalam. Pada pendarahan dalam, darah yang keluar dari pembuluh darah mengisi rongga dalam tubuh, seperti rongga dalam perut. Pendarahan ini dapat diidentifikasi dari tanda-tanda pada korban, seperti :
- Setelah cedera korban mengalami syok, tapi tidak ada tanda-tanda pendarahan
- Tempat cedera mungkin terlihat memar yang terpola
- Lubang pada tubuh mungkin mengeluarkan darah
Pengendalian Pendarahan Saat Cedera bisa bermacam-macam, tergantung pada jenis dan tingkat pendarahannya. Untuk Pengendalian Pendarahan Saat Cedera pada pendarahan terbuka, pertolongan yang bisa diberikan antara lain:
- Tekan langsung pada cidera , Penekanan ini dilakukan dengan kuat pada pinggir luka. Setelah beberapa saat, sistem peredaran darah akan menutup luka tersebut. Teknik ini dilakukan untuk luka kecil yang tidak terlalu parah (luka sayatan yang tidak terlalu dalam).
- Elevasi, teknik dilakukan dengan mengangkat bagian yang luka (tentunya setelah dibalut) sehingga lebih tingggi dari jantung. Apabila darah masih merembes, diatas balutan yang pertama bisa diberi balutan lagi tanpa membuka balutan yang pertama.
- Tekan pada titik nadi, Penekanan titik nadi ini bertujuan untuk mengurangi aliran darah menuju bagian yang luka. Pada tubuh manusia terdapat 9 titik nadi, yaitu temporal artery (di kening), facial artery (di belakang rahang), common carotid artery (di pangkal leher, dekat tulang selangka), brachial artery (di lipatan siku), radial artery (di pergelangan tangan), femoral artery (di lipatan paha), popliteal artery(di lipatan lutut), posterior artery (di belakang mata kaki), dan dorsalis pedis artery (di punggung kaki).
- Immobilisasi, Immobilisasi bertujuan untuk meminimalkan gerakan anggota tubuh yang luka. Dengan sedikitnya gerakan diharapkan aliran darah ke bagian yang luka tersebut menurun.
- Tournique, Teknik ini hanya dilakukan untuk menghentikan pendarahan di tangan atau kaki saja, merupakan pilihan terakhir, dan hanya diterapkan jika ada kemungkinan amputasi. Bagian lengan atau paha atas diikat dengan sangat kuat sehingga darah tidak bisa mengalir. Dahi korban yang mendapat tourniquet harus diberi tanda silang sebagai penanda dan korban harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Jika korban tidak segera mendapat penanganan, bagian yang luka bisa membusuk.
Berbeda dengan Pengendalian Pendarahan Saat Cedera pada pendarahan terbuka, pertolongan yang bisa diberikan pada korban yang mengalami pendarahan dalam adalah sebagai berikut:
- rest, korban diistirahatkan dan dibuat senyaman mungkin.
- ice .bagian yang luka dikompres es hingga darahnya membeku. Darah yang membeku ini lambat laun akan terdegradasi secara alami melalui sirkulasi dan metabolisme tubuh.
- commpression, bagian yang luka dibalut dengan kuat untuk membantu mempercepat proses penutupan lubang/bagian yang rusak pada pembuluh darah.
- elevation, kaki dan tangan korban ditinggikan sehingga lebih tinggi dari jantung.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih Atas Kunjungan dan Komentarnya.